bogoran.com – Bupati Bogor Iwan Setiawan menghimbau masyarakat yang berada di kaki Gunung Salak agar tetap waspada, imbas terjadinya 31 kali gempa tektonik di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor.
Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan bahwa, wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang diapit oleh dua Gunung, yakni Gunung Gede Pangrango, dan Gunung Salak.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau agar warga tetap waspada dan siap siaga serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melakukan mitigasi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Kami menghimbau kepada warga yang rumahnya di kaki gunung itu harus waspada, mitigasi kami di BPBD dengan adanya himbauan dari vulkanologi itu, bagaimana pencegahanya,” kata Iwan Setiawan kepada wartawan di Cibinong, Rabu 13 Desember 2023.
“Kalaupun terjadi kita sudah ada edukasi pelatihan dan pencegahan dari Destana ataupun BPBD dan akan rapat khusus,” tambahnya.
Ia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan BPBD juga akan mengkaji wilayah Kecamatan mana saja di kaki Gunung Salak yang rawan, sehingga akan segera melakukan langkah antisipasi.
“Kita akan melihat dulu potensi mana aja bilamana yang terdapat, harus diantisipasi, mungkin nanti BPBD kami instruksikan untuk mengkaji kerentanan kaki gunung salak itu Kecamatan mana saja, yang memang tersebar dari Cijeruk sampai Sukajaya,” ujar Iwan Setiawan.
Sebelumnya, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menutup sementara jalur pendakian ke Kawah Ratu, Gunung Salak. Warga pun diimbau tetap waspada.
Hal tersebut dilakukan menyusul terjadinya 31 kali gempa tektonik di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor, sebagian Kabupaten Lebak-Banten dan Kabupaten Sukabumi.
Kepala Resor Polisi TNGHS, Sukiman, mengambil langkah untuk menutup sebagian akses jalur pendakian menuju Kawah Ratu sesuai surat edaran dari Badan Meteorologi.
“Kami sudah menerima surat edaran dari Badan Meteorologi dan kami sudah menutup akses jalur Puncak 1 dan jalur Kawah Ratu. Untuk masyarakat sudah ada edaran kewaspadaan dan tempat wisata masih ada yang buka tapi ga sepenuhnya karena posisi lokasi pusat gempa hanya sebagian,” ungkap Sukiman.
Getaran gempa tektonik yang dirasakan warga dialami sebagian wilayah di kawasan tersebut yakni di wilayah utara Gunung Salak seperti Pamijahan, sebagian Leuwiliang, dan daerah sekitar Sukabumi.
Ketua Tim Kerja Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian ESDM, Ahmad Basuki, menerangkan tidak ada kaitannya gempa dengan aktivitas vulkanik. Saat ini aktivitas vulkanis masuk dalam kategori normal.
“Untuk kondisi Gunung Salak saat ini tidak terekam adanya peningkatan gempa gempa vulkanik di level 1 dengan kata lain normal dengan rekomendasi masyarakat menjauhi 500 meter dari titik puncak gempa dikuatirkan terjadinya peningkatan,” kata Ahmad Basuki.
Gempa yang mengakibatkan rusaknya 105 rumah di Kecamatan Pamijahan akibat sesar yang berdekatan dengan Gunung Salak. Hasil kajian gempa sesar itu pun lebih mirip pada gempa swarm gempa akibat aktivitas vulkanik.
Untuk itu baik PVMBG dan BMKG menginstruksikan untuk tidak mendekati kawasan kawah yang dikhawatirkan keluar gas-gas vulkanik yang mengancam keselamatan.***
(Albin Pandita)