Bogoran.com– Lembaga survei Indikator mengungkapan hasil survei terbaru tentang elektabilitas calon wali kota Bogor pada Pilwalkot 2024. Hasil survei periode 24 – 29 Mei 2024 itu menunjukkan Dedie A Rachim memperoleh elektabilitas tertinggi dengan persentase 45,6 persen.
Lalu diikuti oleh dr Rayendra dengan 20,6 persen, dan Sendi Ferdiansyah dengan 17,4 persen.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto memperoleh 4,5 persen, sementara Rusli Prihatevy mendapatkan 2,5 persen pada survei elektabilitas calon wali kota di Pilwalkot Bogor 2024.
Survei bertujuan untuk mengukur sikap dan perilaku calon pemilih di Kota Bogor serta mengetahui peta dukungan politik elektoral.
Selain itu, survei ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi pilihan pemilih dan untuk memahami persepsi warga Kota Bogor terkait isu-isu mutakhir yang sedang berkembang.
Dalam simulasi semi terbuka yang melibatkan 19 nama calon Walikota Bogor, Dedie A. Rachim tetap unggul dengan elektabilitas 44,0 persen, disusul oleh dr. Rayendra dengan 16,9 persen, dan Sendi Ferdiansyah dengan 14,9 persen. Atang Trisnanto mendapatkan 3,8 persen dalam simulasi ini.
Pada simulasi dengan 10 nama calon Walikota Bogor, Dedie A. Rachim masih menduduki peringkat teratas dengan 45,2 persen, diikuti oleh dr. Rayendra dengan 18,0 persen, dan Sendi Ferdiansyah dengan 15,9 persen.
Simulasi terakhir dengan 5 nama calon Walikota Bogor menunjukkan Dedie A. Rachim memperoleh 45,7 persen, dr. Rayendra 20,7 persen, Sendi Ferdiansyah 17,4 persen, Atang Trisnanto 4,5 persen, dan Rusli Prihatevy 2,5 persen.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa Dedie A. Rachim memiliki keunggulan signifikan dalam hal dukungan publik dibandingkan calon lainnya.
Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada elektabilitas Dedie A. Rachim termasuk rekam jejaknya dalam pelayanan publik, visi dan misinya untuk Kota Bogor, serta kemampuannya dalam menangani isu-isu lokal yang penting bagi warga.
Persepsi warga Kota Bogor mengenai isu-isu mutakhir juga mempengaruhi pilihan mereka. Misalnya, isu-isu seperti pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan. Dan pendidikan menjadi topik yang sering dibicarakan dalam berbagai diskusi publik dan mungkin menjadi faktor penentu dalam memilih calon wali kota Bogor.(Ibnu Galansa)