Bogoran.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjajaki peluang kerja sama untuk komersialisasi hasil riset dan inovasi sehingga dapat menjadi sumber ekonomi baru.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan bahwa sebagian besar pelaku usaha di Indonesia khususnya di sektor UMKM didirikan bukan berdasarkan hasil riset atau inovasi. Sehingga kegiatan usahanya cenderung sulit berkembang optimal.
Oleh karena itu sudah saatnya UMKM dan dunia usaha dapat menjalankan bisnisnya dengan didasarkan pada hasil riset. BRIN sebagai lembaga resmi pemerintah dinilai memiliki banyak hasil riset yang berpotensi untuk dilanjutkan ke tahap implementasi di dunia usaha.
“Kami ingin kerja sama dengan BRIN untuk mengomersialisasi hasil riset. Saya ditugaskan Presiden supaya ada terobosan di bidang ekonomi. Jadi kalau hasil riset ini bisa dikomersialisasi kita sudah punya ekosistemnya, sehingga kita tinggal menghubungkannya,” kata Menteri Teten Masduki dalam kunjungannya ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong Bogor, Jumat (19/07).
Turut mendampingi kunjungan tersebut, hadir juga Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dan Plt Deputi UKM KemenKopUKM Temmy Satya Permana.
Menteri Teten mengatakan, selama ini ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang oleh industri manufaktur yang bergerak di bidang pertambangan dan perkebunan sawit. Padahal masih banyak sumber daya lain yang potensial untuk digarap dan dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru.
Masalah lainnya, ujar Menteri Teten, inovasi teknologi digital dari para startup lebih dominan menyasar untuk kebutuhan pembayaran (payment) dan e-commerce. Padahal diperlukan terobosan untuk menyediakan perangkat teknologi yang dapat memfasilitasi sektor produksi berupa pertanian, perikanan, dan perkebunan. Hal ini terjadi karena mayoritas startup tersebut lahir tidak didasarkan dari hasil riset yang mendalam.
“Oleh karena itu, kami sedang menyiapkan beberapa startup yang diinkubasi secara khusus untuk mulai mengoptimalkan teknologi agar mendukung pengembangan UMKM di sektor produksi,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten berharap UMKM dan startup di Indonesia dapat mereplikasi ekosistem bisnis UMKM di Korea, Jepang, Belanda, dan Australia yang didasarkan pada hasil riset sehingga mampu menciptakan sumber ekonomi baru. Dia juga berharap agar pengembangan bisnis yang dilakukan dapat mengoptimalkan sumber daya dan potensi di masing-masing wilayah.
“Saya optimistis kalau kita bisa mengolah produk berbasis bahan baku lokal kita bisa memiliki keunggulan dan mampu kompetitif. Untuk itu kita perlu berkolaborasi dengan BRIN,” kata Menteri Teten.
Sementara itu Kepala BRIN L.T. Handoko menyambut baik inisiatif Menteri Teten Masduki untuk bersama – sama memanfaatkan hasil riset dan inovasi untuk mendukung pengembangan UMKM, startup, dan wirausaha nasional. BRIN siap menjalin sinergi dengan KemenKopUKM untuk mengoptimalkan fasilitas yang dimilikinya sebagai pusat penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) bagi pelaku usaha.
“Kami berharap KemenKopUKM bisa turut memanfaatkan fasilitas yang kami miliki. Kami juga mengundang para mitra dari pelaku usaha untuk hadir di sini termasuk mengundang investasi asing mau datang ke sini bukan untuk berjualan formulanya tapi menjadikan tempat kami sebagai pusat R&D,” kata Handoko.
KST Soekarno diklaim sangat cocok untuk tempat pengembangan startup dan kewirausahaan nasional karena memiliki fasilitas yang modern. KST ini dilengkapi laboratorium dan fasilitas penelitian canggih yang dapat digunakan untuk pengembangan uji produk.
KST Soekarno juga siap memfasilitasi pelaku usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan dari berbagai sumber pendanaan dan hibah riset. Bahkan KST Soekarno ini juga memiliki akses terhadap sumber daya dan jaringan yang sangat luas sehingga memungkinkan bagi UMKM, startup, dan wirausaha untuk berkembang.
“Kawasan kami ini memiliki berbagai fasilitas untuk pengujian produk. Semoga hari ini bisa menjadi awal yang baik bagi kita untuk bersama -sama menjalin kemitraan,” kata Handoko.***